Banser Kemana Sih Saat Terjadi Gempa dan Tsunami?, Dangdutan?, Bubarin Pengajian?

Banser kemana? dangdutan? atau lagi bubarin pengajian? pertanyaan itu sangat sering diperdengarkan saat terjadi bencana di tanah air kita. Tidak tahu apa maksud pertanyaan itu. Bisa juga untuk menyudutkan Banser atau pun mengolok-olok, atau mungkin juga pertanyaan itu muncul dari orang-orang yang sudah kadung benci kepada Banser dan NU, dan juga pastinya tidak tahu menahu tentang apa itu Banser dan NU.

Kita tahu bahwa Banser adalah sayap GP Ansor. Dan GP Ansor sendiri adalah badan otonom Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi besar yang mempunyai banyak badan otonom (Banom) serta lembaga yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing tentunya.

Dan yang harus kita tahu bahwa lembaga di Nahdlatul Ulama yang mempunyai tugas menanggulangi dampak bencana alam yaitu Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI NU). Sedangkan untuk Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) mempunyai tugas menopang dari sisi pendanaan. Dalam menangani bencana, kedua lembaga ini bersatu dalam sebuah NU Peduli. Dan semua Banom dan lembaga NU akan melebur menjadi satu menjadi NU Peduli di saat terjadi bencana di tanah air kita.


Dan yang kedua yang perlu diketahui adalah bahwa Banser ada di semua kabupaten dan kota di Indonesia, jadi tak perlu menunggu Banser yang di luar wilayah untuk berbuat di daerah bencana tersebut. Sedangkan Banser yang di luar wilayah bencana fungsinya lebih pada pengumpulan dana dan kebutuhan yang diperlukan lainnya untuk memperkuat kerja penanggulangan bencana yang dilakukan Banser serta lembaga NU lainnya di wilayah yang terkena bencana.

Kalaupun ada beberapa Banser dan Ansor yang turut terjun ke wilayah yang terjadi bencana itu biasanya dari Banser yang wilayahnya sekitar daerah bencana. Misalkan saja untuk penanganan bencana alam di NTB, Banser beserta Ansor yang turun yaitu yang berasal dari Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, tentunya selain yang dari NTB itu sendiri.

Kita tahu bahwa lembaga-lembaga NU yang bekerja dalam penangan bencana atau berbuat kebaikan bukan untuk mencari nama kemudian malah menjatuhkan pihak lain. Akan tetapi, semata-mata karena Alloh SWT dan atas dasar kemanusiaan.

Dan seandainya kerja-kerja yang di lakukan NU itu disiarkan lewat media sosial maupun media masa itu tidak lebih karena syiar untuk mengajak sesama anak bangsa ataupun sesama manusia agar saling peduli. Dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kepercayaan berbagai pihak yang telah menyalurkan bantuannya melalui lembaga NU.

Seharusnya kita masyarakat harus bersama-sama berbuat untuk penanganan bencana alam di negeri kita untuk mencari keridhaan Alloh SWT, tanpa harus menjatuhkan pihak lainnya. Kita tahu bahwa semua pihak mempunyai caranya masing-masing dalam ikut membantu penanganan bencana yang terjadi di negara kita ini. Ada yang tidak mau kebaikannya diketahui oleh khalayak ramai. Seperti halnya orang yang bersedekah tidak mau namanya atau jumlahnya diketahui orang lain, sehingga hanya dicantumin nama "Hamba Alloh".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar