Banyak Yang Salah Tafsir Tentang Islam Nusantara, Apakah Itu Termasuk Anda?

Islam Nusantara yaitu ya sejatinya Islam itu sendiri, akan tetapi dipengaruhi oleh wilayah dan budaya setempat. Jadi Islam di Indonesia itu sangat berbeda dengan Islam di Arab itu sendiri, walaupun Islam datang melalui wilayah Arab. Islam Nusantara itu hanya bungkus atau kemasan saja. Nahdlatul Ulama yang lahir di Indonesia memaknai Islamnya dengan sebutan Islam Nusantara yang tentunya isinya yaitu Islam Ahlussunah wal jamaah atau disebut juga Aswaja. Dan tentunya, di Muhammadiyah sendiri memaknai atau menyebutkannya yaitu Islam Berkemajuan. Karena semua itu hanya bungkus, bukan aliran baru atau ajaran yang menyesatkan. Secara ibadah mahdhah sama dengan yang lainnya, bacaan sholat, haji, dan lain-lainnya sama.

Berita tentang Islam Nusantara di media sosial sering kali disalah-pahamkan, entah itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Dikatakan bahwa Islam Nusantara itu kalau takbir memakai bahasa daerah, atau mungkin kalau dikafankan tidak memakai kain putih tetapi memakai batik. Itu semuanya salah, bahwa Islam Nusantara itu sama dengan Islam sejatinya yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW, akan tetapi secara kebudayaan dan wilayahnya Islam dipengaruhinya. Bukan untuk mengganti ajaran, apalagi menjadi agama baru, itu semua adalah salah besar.


Walisongo menyebarkan Islam di Nusantara banyak menerapkan pendekatan-pendekatan budaya daerah dan perilaku warga setempat, agar mudah diterima oleh penduduk setempat. Apabila ajaran agama Islam diterapkan sama dengan apa yang ada di Arab mungkin saja akan ditolak, karena secara budaya dan cara penyampaian yang berbeda bisa disalah-artikan oleh warga setempat. Secara geografis berbeda akan membentuk perilaku yang berbeda pula untuk penduduk tersebut. Para Walisongo banyak yang menggunakan pendekatan secara budaya dan menggunakan dakwah kompromis, yaitu menggunakan cara dengan mengambil unsur budaya yang telah menjadi adat istiadat di masyarakat. Diantara walisongo yang menggunakan pendekatan ini adalah Sunan Kalijogo, Sunan Kudus, dan Sunan Giri.

Ada 2 kemungkinan banyak orang atau masyarakat salah menafsirkan Islam Nusantara, bisa karena memang Ketidaktahuan atau karena memang ingin menyesatkan masyarakat agar membenci Islam Nusantara dan Nahdlatul Ulama.

Nahdlatul Ulama mencirikan Islam Nusantara itu secara aqidah mengikuti Imam Asyari dan Maturudi. Sedangkan secara amaliyah atau tata cara kehidupan yaitu menjaga tradisi dulu yang dibawa oleh walisongo seperti halnya tahlilan, selamatan, khaul, maulidan, seperti kebanyakan tradisi Nahdlatul Ulama.

Islam Nusantara itu sendiri tidak tekstual dan tidak liberal, karena kalau liberal itu berlebihan. Islam Nusantara itu cara berpikirnya moderat juga dinamis, sesuai jalurnya dan tidak keluar dari relnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar